OUR NEW BOOKS: 3 SERI NOVELET PERI PENULIS, 2013

Published October 10, 2013 by peripenulis

Hallo Sahabat Peri! Wah cukup lama ya tidak berjumpa. Mohon maaf untuk keterlambatan penyelesaian project Lomba Novelet Februari 2013 lalu. Walaupun sedikit telat, namun project ini selesai dengan baik. Kami juga berterima kasih untuk para kontributor yang sudah dengan sabar mengedit tulisannya agar menjadi lebih rapi sesuai dengan beberapa point dari Peri Penulis. Mohon maaf jika ada kata-kata yang salah ya, guys! Semua Peri lakukan demi kebaikan bersama. 😀

Nah, dari kamu yang penasaran gimana sih cerita novelet yang berhasil terpilih oleh Peri Penulis? Bisa langsung ngecek sinopsis singkat di bawah ini!

The Shores and The Piano 

by Peri Penulis

0 Colour Pages & 233 B/W Pages
Kategori: Kumpulan Novelet
Harga: Rp 50000
Image

“Sejak awal, memang tak pernah ada seseorang yang jatuh cinta pada orang yang salah. Tetapi keadaanlah yang membuatnya berkesan seolah itu adalah sebuah kesalahan.”

(The Shores and The Piano, Bayu Ampuh Wicaksono) 

“Hidupku tidak bisa kuibaraktkan seperti gula-gula kapas, tapi mungkin lebih seperti permen Licorice. Ada manisnya, ada pahitnya dan tidak terlalu populer dibandingkan permen jelly atau gula-gula kapas.”

(My Licorice Life, Stephie Anindita)

“Akmal meremas kertas yang baru saja selesai ia baca. Hatinya berkecamuk, syaraf-syaraf di otaknya seolah berhenti memberi instruksi pada tubuhnya untuk bergerak, namun sedetik kemudian ia tersentak. Kini otaknya mulai bekerja kembali, tanpa komando Akmal membawa tubuhnya menuruni tangga rumah pohon lalu berlari sekencang yang ia bisa, entah kemana. “Ibu jahaaat.” Jeritnya sambil terus berlari.”

(Piala Usang untuk Akmal, Mpit Tivani) 

“Ingatan mengenai Nico kembali lagi, cokelat itu memang penuh sejarah, walaupun bukan cokelat pertama yang diberikan Nico padanya. Dan sekarang cokelat itu sudah tidak diproduksi lagi. Stella melihat date expired 11.12.13 . ‘Jangan-jangan saat cokelat ini expired, hubunganku dengan Nico juga bakal expired.’ ”

(The Expired Date’s Milk Chocolate Bar, Yohanna Yang)

 “Jika semesta berdoa untuk hubungan Nandra dan Rani, mungkin Ibu Nandra adalah manusia terakhir yang mengucapkan sepatah doa itu. Rani sadar ia bukanlah gadis yang sempurna, meski Nandra selalu mengatakan bahwa tidak ada alasan baginya untuk meninggalkan gadis sesempurna Rani.”

(Kastil, Rika Priwantina)

 “Aku menghapus sebulir air mata yang diam-diam menitik. Baru kali itu aku benar-benar merasa tidak dicintai. Namun, sekalipun aku merasa Nathan tidak mencintaiku, sekalipun aku terluka dan mencoba untuk melanjutkan hidupku tanpanya, semua itu tidak bisa membuatku melupakan rasa cintaku kepadanya.”

(Bitter Heart, Maria Ch)

Dansa di Bawah Purnama
0 Colour Pages & 148 B/W Pages
Kategori: Kumpulan Novelet
Harga: Rp 40000
Image

“…kenalkan, namaku Freya. aku adalah anak dari seorang penyihir blasteran Rusia dan ibuku manusia tulen; asli Indonesia. Ayahku seorang penyihir. Ya, penyihir! Tapi ia sama sekali tidak menyeramkan. Badannya gemuk, wajahnya teduh. Ia jarang sekali terlihat marah. Juga tak pernah terlalu mengekang hidupku. Kecuali malam ini.”

(Dansa di Bawah Purnama, Petronela Putri) 

“Kumohon, Bonnie. Yang kubutuhkan hanyalah sebuah janji.”

Ada nada memohon yang sangat dalam suaranya. Aku belum pernah mendengarnya berbicara dengan nada itu. Apakah ini pun salah satu buah dari pohon waktu?

(Masa Kanak-Kanak Telah Berakhir, Biondy Alfian)

“Hati yang jahat tidak akan selalu menang apapun itu caranya. Tinggal sekarang bagaimana Black King melanjutkan kehidupan barunya.”

(Jiwa Mawar Biru, Devina Kwan)

“Tiba-tiba sebuah sayap muncul dari punggungnya. Sayap itu begitu bersinar. Mataku menyipit untuk menghalau sinarnya. Aku begitu takjub. Sayapnya berwarna putih bersih dengan bintik keemasan. Seakan-akan ia adalah malaikat—benar-benar malaikat—dari surga.”

(In Heaven, Nia . K. Thara)

Februari untuk Kania
0 Colour Pages & 154 B/W Pages
Kategori: Kumpulan Novelet
Harga: Rp 40000
Image

“Maria Kania selama ini hanya sibuk dengan dunianya, dunia yang tercipta hanya seputar buku dan sekolah. Bahkan sahabatpun tidak ada, kesendirian adalah hal yang nikmat. Ketenangan bersama buku-buku, berdoa di Gereja sudah cukup membuat dunianya indah dan nyaman.”

(Februari untuk Kania, Nenny Makmun)

“Ini masalah janji dan kesempatan. Aku sudah mengingkari janji, makanya aku takut tidak akan mendapat kesempatan lagi,” kali ini pandangannya langsung mengarah ke mataku. Mengapa jantungku jadi berdegup begini? Janji dan kesempatan? Tiba-tiba jantungku berhenti berdegup. Apakah mungkin dia adalah…?”

(Buket Janji, Utari Giri)

“Waktu memang tokoh utama paling kejam, ia hanya terus maju tanpa mengijinkan siapapun memundurkannya. Waktu memang egois, karena yang ia pikirkan hanya kehidupan setelah beberapa detik kemajuan. Tidak ada toleransi apapun, tidak ada pengertian apapun, meski sosok penyesalan mengemis, meminta untuk dipundurkan, tidak akan pernah dikabulkan oleh waktu.”

(Bianca, Clara, dan Dia, Ria Marsela Andani)

Aku tidak tahu kenapa aku seperti ini. Tapi ketika aku memikirkan kedua orang tuaku. Aku jadi tersadar betapa pentingnya kepercayaan yang mereka berikan kepadaku. Ketika ayahku mengatakan, “Aku tidak akan pernah melarangmu melakukan hal apapun. Tapi satu yang perlu kamu ingat. Ketika aku memberikan kepercayaan kepadamu. Tolong jaga itu, anggap itu sebagai sumpahmu hingga kamu mati nanti. Tanggung semuanya sendiri sampai ke akhirat.”

(Kenangan, Yunie Batue)

Bagi yang mau pesan buku ini bisa langsung menghubungi

email: admin@nulisbuku.com  

atau 

email: peri_penulis@yahoo.com  (*selama stok masih tersedia)

Jangan lupa ya sertakan juga nama lengkap, alamat, no telepon yang bisa dihubungi, untuk memudahkan pemesanan buku kamu. Terima kasih! Selamat membaca! 🙂

Regards,

Peri Penulis

Let our pixie dust lead your way! 

Leave a comment